Mimpi
Generasi untuk Indonesia bebas korupsi
Generasi bangsa hanya bisa tercengang dengan
menatap, melihat, memperhatikan dan merenung akan kondisi para pendahulunya
yang banyak memperlihatkan tauladan yang benar-benar tidak dapat dijadikan
panutan. Mungkin diantara generasi bangsa itu ada yang menjadikan itu sebagai
batu loncatan untuk memperbaiki wajah negeri ini, baik dihadapan masyarakat
internal Indonesia sendiri maupun masyarakat dunia. Namun tidak dapat
dipungkiri pula dari mereka ada yang menjadikannya sebagai refleksi masa depan
yang tidak jauh akan menjadi seperti itu juga.
Sungguh ironis, jika hal kedua itu terjadi. Maka selamanya kondisi
bangsa ini tidak akan berubah, selamanya akan berada dalam keterpurukan yang
tercermin dari perilaku elite politik yang benar-benar menjadi bahan
pembicaraan buruk di kalangan masyarakat. Dan sebenarnya hal ini sangat perlu
untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para pemegang kekuasaan di negeri ini.
Apakah mereka tidak khawatir dengan generasi penerus yang akan menggantikan
mereka nanti akan melakukan hal yang sama bahkan lebih parah dari perilaku
buruk sebagian besar elite politik saat ini.
Ya, pastinya dahulu, ketika sekolah dan dibangku kuliah, para pemegang
kekuasaan itu juga bertekad dan bercita-cita jika mereka menjadi pemimpin
bangsa ini maka mereka akan memberikan kontribusi terbaik mereka untuk kemajuan
bangsa dan kesejahteraan rakyat, tak jauh beda denga cita-cita para calon
pengganti mereka saat ini. Namun, sekali lagi, apakah kondisinya juga akan
sama?
Potret Negara bebas korupsi
Ada beberapa negara yang patut dijadikan contoh bagi negara kita untuk
meminimalisir bahkan membumihanguskan praktek korupsi di negara ini. Yaitu: Denmark, Singapura, Selandia Baru, Finlandia, Kanada,
Belanda, Australia dan Swiss.
Denmark dengan konsep ekonomi kapitalis pasar sekaligus
kesejahteraan sosial, adalah negara
yang mempunyai pendapatan tertinggi di dunia. Berdasarkan majalah Forbes, Denmark adalah negara
yang memiliki iklim bisnis terbaik. Dari tahun 2006 sampai 2008, survey
mengatakan bahwa Denmark adalah “tempat yang paling menyenangkan di dunia”,
dipandang dari standar kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Survey Global Peace Index tahun 2009 mengatakan bahwa Denmark menduduki posisi
negara paling damai kedua di dunia, setelah Selandia Baru.
Singapura, Negara yang jauh berbeda dengan negara
tetangganya yang memiliki luas ber ratus-ratus kalilipatnya, Indonesia.
Singapore memiliki nilai CPI sama dengan Denmark, 9,3. „Economist Intelligence Unit“ dalam “indeks kualitas hidup“ menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas
hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan
devisa terbesar kesembilan dunia. Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan
ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan
pertama 2010.
Selandia Baru, termasuk dalam negara berkembang dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru termasuk dalam
salah satu negara terbaik misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia yang menempatkannya pada urutan ketiga. Ekspor
merupakan andalan utama perekonomian negara ini sehingga dampak perekonomian
dunia akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.
Sungguh mencengangkan dan cukup memberikan ekspektasi
besar bagi kita untuk Negara ini dapat menjadi salah satu diantara beberapa
negara yang bersih dari korupsi itu. Semoga.
Negara Korup
Memang butuh upaya yang ekstra untuk mencapai pada
harapan Negara bebas korupsi itu karena korupsi di indonesia sudah tidak terkendali lagi.
bahkan dalam berbagai macam survei indonesia masuk dalam salah satu daftar
negara terkorup di dunia. berbagai macam kasus korupsi mulai dari yang besar,
sedang hingga kasus korupsi kecil terjadi tahun demi tahun secara terus menerus
tanpa bisa dihentikan. hukuman yang ringan menjadi penyebab utama para koruptor
tetap saja menjalankan aksi korupsi.
Hukum yang diandalkan juga belum mampu bekerja
maksimal, malahan kini hukum sangat mudah untuk dibeli. hal ini bisa dilihat
dari banyaknya aparat hukum yang terlibat kasus suap. Seperti Kasus Korupsi Bank Century, Kasus Korupsi BLBI, Kasus
Korupsi PLTU PAITON I Probolinggo, Kasus Korupsi Soeharto dan
keluarganya, Kasus Korupsi HPH Dan Dana Reboisasi, Kasus
Korupsi Edi Tansil / PT. Golden Key, Kasus Korupsi Hambalang, Kasus Korupsi
Gayus Tambunan dan yang baru-baru ini
diberitakan oleh media masa tentang top manager Mahkahmah Konstitusi (MK) atas dugaan suap terkait sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan
Tengah dan Lebak, Banten. Semuanya
diperankan oleh pejabat elit politik yang mengemban dipundaknya amanah
suci dari rakyat.
Adalah benar suatu ungkapan yang menyatakan
bahwa “Power tends to corrupt and
absolute power corrupts absolutely“. Kekuasaan itu cenderung kepada korupsi dan kekuasaan yang mutlak,
korupsinya pun jelas mutlak.
Seorang elit politik tertinggi tingkat pusat, seluruh nusantara tau akan
tindakan korupsinya, jelas saja akan memberikan dan menambah image buruk pada
pejabat oplitik di tingkat daerah. Bahkan bukan tidak mungkin malah daerah
menjadikannya patokan untuk lagi berbuat hal yang sama.
Apa kabar daerah tertinggal?
Saat ini terdapat 183 kabupaten yang dikategorikan sebagai
Daerah Tertinggal di Indonesia. Daftar kabupaten tersebut telah dimasukkan
dalam RPJMN 2010-2014 sebagai target Pembangunan Daerah Tertinggal. Penyebaran daerah tertinggal
sebahagian besar (70%) daerah tertinggal saat ini terdapat di Kawasan Timur
Indonesia.
Nah,
bagaimana nasib daerah tertinggal tersebut yang sebagian besar penyebab
ketertinggalannya itu adalah karena korupsi?
Strategi untuk membumihanguskannya
Semua strategi
untuk memberantas korupsi telah dan sedang diimplementasikan, termasuk yang
telah disusun
di dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2012
menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK)
memiliki visi jangka panjang dan menengah. Namun hingga saat ini praktek korupsi tersebut tetap saja terjadi dan
bahkan bertambah parah. Disisi lain, dengan harapan keistiqomahan para pemegang
kekuasaan untuk benar-benar menjalankan strategi itu dibarengi dengan dukungan
dari seluruh rakyat. Insya Allah, harapan untuk menjadi negara yang bebas
korupsi akan terwujud. Semoga.
Fauzan Hidayat,
Wasana Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)/Fakultas Politik
Pemerintahan Program Billingual Class
Tidak ada komentar :
Posting Komentar